Catatan Muslim

3 Cobaan Santri Baru yang Akan Selalu Dikenang

Pesantren selalu memberikan cerita berbeda bagi setiap santrinya. Berbagai pembelajaran didapat dengan bersekolah di pesantren. Tidak hanya itu tapi seringkali ada cobaan santri baru dan kemudian akan menjadi kenangan terindah.

cobaan santri baru
sholehuddin.com

Cobaan ini bisa jadi satu pengalaman manis ataupun pahit tinggal bagaimana meresponnya. Satu pengalaman yang bisa jadi tidak akan terlupakan. Mulai dari pengalaman yang lucu, mengerikan hingga yang mengharu biru.

Apalagi bagi para santri baru. Tentunya ada banyak hal yang membuat kaget dan bertanya-tanya. Nah, bagi kamu yang akan menjadi santri ada baiknya jika kamu telah mengantisipasi mengenai 3 cobaan yang pasti dialami santri baru.

Pesantren tidak hanya melulu bicara soal agama. Kehidupan seputar santri juga menarik untuk dibahas. Berbeda dengan sekolah biasa yang jam belajarnya tidak lebih dari 12 jam, santri di pesantren bisa dibilang memiliki jam belajar hampir 24 jam.

Tidak hanya belajar mata pelajaran umum layaknya sekolah biasa, para santri dituntut mempelajari agama dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Yang menarik dan unik dari pesantren adalah adanya asrama. Di sinilah biasanya kisah-kisah seputar santri bermunculan. Baik santri lama maupun santri baru tentu memiliki kisahnya sendiri-sendiri.

Bagi para santri baru, ada kalanya perbedaan antara pesantren dan sekolah sebelumnya memberikan culture shock tersendiri. Cobaan santri baru ini pun kerap menghadang keteguhan santri baru dalam menjalani kehidupan pesantren.

Berikut Cobaan Santri Baru yang Bisa Jadi akan Ditemui:

1. Homesick Alias Kangen Rumah

Sebagai santri yang jauh dari rumah dan keluarga, homesick adalah hal yang bisa kamu temukan pada santri baru. Lingkungan yang berbeda, teman yang berbeda terkadang membuat santri baru ini merindukan senyuman ibu dan keadaan rumah.

Kangen ayah, kangen kakak, kangen adik bahkan kangen teman adalah hal yang lumrah terjadi pada santri baru.Terkadang rasa rindu akan rumah membuat santri mulai membandingkan keadaan dirinya saat di pesantren dengan ketika berada di rumah. Keadaan inilah yang terkadang membuat santri baru merasa tidak betah berada di pesantren.

Namun hal ini biasanya tidak berlangsung lama. Ketika santri baru mulai mendapat teman, memiliki banyak kegiatan dan interaksi dengan sesama, perasaan rindu akan rumah mulai berkurang. Akhirnya semakin lama santri baru pun semakin jarang merasa homesick.

2. Mengantri Dimana-mana

Satu lagi cobaan yang pasti akan dialami oleh santri baru. Ketika masuk ke pesantren kemungkinan santri akan kaget melihat baris antrian di berbagai tempat. Jumlah santri yang banyak membuat mengantri menjadi budaya yang biasa.

Tentunya budaya antri ini adalah hal yang mengejutkan bagi santri baru yang selama ini tidak pernah mengantri. Bisa jadi mengantri merupakan cobaan terbesar bagi para santri baru.

Fasilitas yang disediakan untuk bersama seperti kamar mandi dan makan hampir selalu memberlakukan budaya antri. Banyak santri rela bangun pagi-pagi demi menghindari antrian panjang di kamar mandi.

Pun ketika akan makan. Para santri harus mengantri untuk mendapatkan jatah makanan. Hal ini pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi para santri baru. Dan disinilah kesabaran dan daya tahan santri diuji.

Baca juga: 5 yang Unik di Pesantren

3. Jadwal yang Terlampau Padat

Perbedaan besar antara sekolah biasa dan pesantren terletak pada jadwalnya. Pesantren memiliki jadwal yang sangat padat. Kegiatan santri dimulai sejak pagi dan berakhir saat matahari terbenam.

Kegiatan yang dilakukan pun bermacam-macam. Mulai dari mengaji, bersekolah hingga membantu Pak Kyai. Bagi santri baru yang belum terbiasa, padatnya jadwal di pesantren menjadi cobaan tersendiri.

Padatnya jadwal kadang kali berguna seperti seleksi alam. Sebagian santri yang merasa berat dengan padatnya jadwal akhirnya mengundurkan diri. Sedangkan sebagian santri yang berhasil melewati padatnya jadwal pesantren akan menjadi pribadi yang tahan banting.

Itulah tadi 3 cobaan yang pasti dialami santri baru. Tinggal dan menimba ilmu di pesantren tidaklah mudah. Namun bukan berarti tidak bisa dilakukan. Tidak dapat dipungkiri ada banyak perbedaan antara metode pendidikan di pesantren dan sekolah biasa.

Perbedaan itulah yang terkadang menjadi cobaan santri baru dan kemuidan kaget. Namun, apabila para santri baru tersebut mampu melewati segala cobaan di pesantren, niscaya santri tersebut akan berubah menjadi orang yang lebih baik.

joko yugiyanto